TNI Akan Bertindak Taktis di Papua
JAKARTA
[PAPOS] – Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan TNI
akan melakukan tindakan taktis untuk menangani pelaku penyerangan
terhadap anggota TNI di Papua yang mengakibatkan delapan prajurit TNI
gugur.
"Tindakan
taktis itu adalah mencari, menemukan, dan menghancurkan. Tentunya
secara operasional Mabes TNI akan merespon secara taktis terhadap
serangan yang bersifat taktis tersebut," kata Wamenhan di Kantor
Kementerian Pertahanan di Jakarta, Jumat.
Sjafrie
mengatakan, penyerangan kelompok bersenjata itu tidak berpengaruh
terhadap kebijakan strategis TNI di Papua. Karena itu, hingga kini belum
ada rencana untuk menambah pasukan dan mempercayakan pengamanan kepada
panglima komando operasi di lapangan.
"Aspek
ketahanan negara kita tingkatkan dengan strategi teritorial dimana
operasi tetap bertumpu peningkatan kesejahteraan dan bisa membedakan
ancaman bersenjata yang perlu mendapat suatu respon dari strategi
berlapis," kata Sjafrie.
Menurut
dia, strategi berlapis di antaranya dengan membuka diplomasi atau
dialog oleh satuan-satuan teritorial dan tindakan taktis terhadap
ancaman gerakan bersenjata.
Di
tempat yang sama, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan
rasa duka mendalam terkait gugurnya delapan prajurit TNI di Papua.
Purnomo
mengatakan masalah yang dihadapi sekarang adalah evakuasi jenazah
korban karena ketika aparat mencoba melakukan evakuasi, Jumat (22/2)
pagi WIT, helikopter Puma milik TNI ditembaki oleh segerombol anggota
gerakan pengacau keamanan. "Evakuasi jenazah terhambat cuaca dan
keamanan," kata Purnomo.
Terkait
perubahan status di Papua, menurut Menhan menunggu hasil keputusan
rapat kabinet terbatas yang diikuti kementerian terkait dengan keamanan.
Kepala
Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul
mengatakan hingga saat ini jenazah tujuh anggota TNI yang gugur dalam
penghadangan dan penyerangan oleh kelompok bersenjata di Sinak,
Kabupaten Puncak, Kamis (21/2) masih belum dapat dievakuasi.
"Hal
ini karena Helikopter Super Puma milik TNI AU yang diperbantukan untuk
proses evakuasi ditembaki orang tak dikenal sekitar pukul 08.00 WIT.
Kaca heli tembus, jari tangan kiri kru teknik terluka. Pilot dan copilot
tak terkena tembakan," kata Kapuspen, di Jakarta, Jumat.
Penembakan
oleh orang tak dikenal ini mengakibatkan Lettu Tek Amang tertembak pada
tangan sebelah kiri antara jari manis dan jari kelingking.
Saat ini, lanjut dia, jenazah tujuh anggota TNI tersebut masih berada di Sinak dan direncanakan untuk disemayamkan di Mulia.
Terkait
kemungkinan adanya perubahan status dan dilakukannya operasi militer,
menurut Kapuspen hal itu tergantung keputusan dari panglima tertinggi
yaitu Presiden yang rencananya siang ini menggelar rapat darurat.
"Panglima
tertinggi yaitu presiden nanti yang akan memutuskan. Saya yakin beliau
punya bahan untuk mengambil keputusan," ujarnya.
Ia
mengatakan hingga kini belum ada penambahan kekuatan dari Mabes TNI ke
Papua. "Belum ada penambahan kekuatan dari pusat. Semua masih kekuatan
dari Kodam Cendrawasih. Namun kewaspadaan lebih ditingkatkan dan
penguatan kewilayahan ditambah di Posko Tinggi Nambut dan Kodim Sinak.
[ant/ida]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar